Menurut keterangan kitab SU GWAN ( ensiklopedia Tionghoa) Perhitungan hari di tiongkok telah mulai sejak Raja Hok Hi (fu Hsi) menciptakan Pat Kwa dalam tahun 3957 sebelum masehi, namun tidak memakai dasar dari penanggalan hari, hanya memakai sistem 60 Ka Ci (satu Ka Ci = 12 tahun )
Penggunaan Ka Ci ini hanya dipakai sebagai lambang - lambang Shio saja tapi juga disamping shio itu dibilang juga menurut bulan, hari, dan Si atau waktu. Misalnya sehari semalam atau 24 jam terbagi menjadi 100 Khi atau 12 Si ( satu Si = 8 1/3 Khi atau 12 jam ). 60 Si atau 5 hari = satu Houw. 3 Houw atau setengah bulan = satu Khi. Satu tahun atau 24 Khi = 12 Ciat.
Dengan jalan membilang tahun, bulan, hari dan Si menurut perhitungan 60 Ka-Ci, maka cocoklah perhitungan ini dengan Esoteric Astrologi atau PAT KWA yang mempergunakan gabungan 10 Thian-Kan dan 12 Tee-ci itu. Ka-ci yang berjumlah 60 ini apabila dikali dengan 6, maka dapatlah kita memperoleh angka 360 yang sesuai dengan derajad-derajad bumi yang berputar mengelilingi matahari 360 hari dalam setiap tahunnya.
Dengan berdasarkan perhitungan Ka-ci dari gabungan Thian kan dan Tee-ci, PAT KWA dapat menetapkan sifatnya IM dan YANG atau lambang Wanita dan Pria, yang digunakan untuk meramal berbagai macam kejadian-kejadian didunia dan Alam perbintangan dengan secara tepat. Namun meramal dengan cara ini bukanlah usaha yang mudah atau diketahui oleh sembarang orang.
Ramalan tersebut jarang dapat dipahami oleh setiap orang, tapi perhitungan Ka-ci masih terpakai terus hingga dewasa ini, Dan perhitungan hari ini sangat tepat untuk dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun serta menentukan pergantian tahun, bulan dan hari.
Mulai dari zaman ahala He ( Hsia dalam dialek mandarin 2265 -1786 sebelum masehi) sistim perhitungan hari telah dipergunakan oleh orang dizaman dahulu kala, yakni cara perhitungan hari-hari yang terdiri 29 dan 30 hari tiap bulannya, dengan bulan " IN " ditetapkan sebagai bulan Cia Gwe atau bulan pertama, dan perhitungan Jin-Thong tersebut kemudian dinamakan He-lek atau penanggalan dari ahala He dan kini terkenal dengan sebutan " IMLEK ".
Pada zaman ahala Siang mulai tahun 1783 - 1135 sebelum Masehi bulan Im Lek dirubah dengan nama sebutan bulan THIU ( yakni bulan Cap-ji-Gwe pada zaman sekarang ini ) menjadi bulan pertama atau Cia- Gwe dab perhitungan ini dinamakan Tee-Thong.
Pada zaman ahala Ciu (1138 - 234 sebelum masehi) karena pergantian tahun dianggap terlalu lambat, maka perubahan telah terjadi pula dengan mempergunkan bulan Cu atau Cap-ji- Gwe menjadi Cia - Gwe hingga nama sebutannya pun berubah menjadi Thian - Thong. tapi perubahan bulan tersebut tidak dapat menepati keadaannya dengan pergantian musim maka ahli perbintangan telah menetapkan He-lek sebagai pedoman.
Dengan perubahan yang terakhir dan tetap dipakai hingga dewasa ini ternyata cocok dengan kedelapan sudut ciptaan raja Hok Hi yang bernama Pat Kwaitu, 28 perbintangan Tionghoa yang bernama Ji-cap-pat-siu dan tanda-tanda bintang dalam zodiak astrologi dari bangsa barat.
Bulan-bulan takwim Im-Lek tidak sama panjangnya yakni bagi bulan muda 29 hari, sedangkan bulan tua berjumlah 30 hari. Perjalanan bulan mengililingi matahari meminta waktu 29 hari, 12 jam, 44 menit dan 9 detik. Untuk menentukan tahun Imlek yang panjangnya 354 hari itu agar dapat berlangsung secara berimbang dengan tahun masehi maka dalam waktu setiap 3 tahun ditambah dengan 2 bulan, maka terjadilah apa yang dalam kalender Tionghoa dinamakan bulan LUN atau Lun Gwe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar